Kiat Mendidik Anak Di Era Digital

Begini Cara Aku Mendidik Anak Di Era Digital




Assalamualaykum,


Menjadi seorang orang tua itu tidak lah mudah. Banyak teori-teori tentang ilmu parenting diluar sana yang memberikan sharing mengenai metode Orang tua dalam mengasuh yang baik bagi anak-anak. Tetapi pada praktek nya tidak semudah teori yang diajarkan. 

Apalagi di era digital ini yang mana segala informasi bisa dengan mudah didapatkan, bisa dengan mudah viral dan bisa juga dengan mudah membuat yang positif menjadi negative begitu juga sebaliknya yaitu membuat yang negative menjadi positive.

Memiliki tiga anak laki-laki buat aku pribadi merupakan sebuah amanah besar dalam hidupku. Dulu ketika kecil, belum terbayang kehidupan aku akan seperti ini, memiliki tiga orang anak laki-laki. Ingin nya sih dulu punya anak perempuan, karena lucu saja kali ya bisa aku dandanin dengan pakein pita di rambut dan bisa temenin ibu nya dikala tua. Tapi inilah yang Allah berikan kepada aku.
Ada yang bilang punya anak perempuan maupun anak laki-laki di zaman sekarang ini, sama-sama berat tantangan nya. Iya benar juga sih menurut aku, sebab tantangan nya itu adalah mendidik mereka d zaman DIGITAL ini.

Seperti yang aku tulis tadi, segala informasi mudah didapatkan dan bagaimana informasi tersebut sebisa mungkin kita menyaring nya dan juga memberikan pengarahan kepada anak-anak kita. Aku pribadi memang bukan ahli parenting, tapi kali ini aku mau sharing pengalaman aku dalam mendidik ketiga anak laki-laki aku.

1. Menciptakan Komunikasi Dua Arah

Dulu ketika aku kecil, jujur dirumah itu sebagai anak, aku tidak punya hak suara untuk memberikan pendapat. Dari mulai baju apa yang aku suka, gaya rambut apa yang aku mau, makanan yang lagi aku makan dan sebagai nya. Gaya pengajaran papa aku yang otoriter memang positifnya jadi membentuk karakter mandiri di diri aku, tetapi kadang membuat aku suka tidak percaya diri karena dulu aku begitu sangat dikekang oleh papa aku untuk hal pergi beraktifitas. 

Aku pun tidak dikasih tahu kenapa aku tidak boleh keluar rumah, tidak boleh mencoba apa yang aku mau, pokoknya komunikasi hanya satu arah yaitu dari papa aku. Jadi nya kalau mau pergi ekskul atau hang out bareng teman, aku suka berbohong agar ya aku bisa keluar mengikuti aktifitas aku itu.
 
Berkaca dari masa kecil aku inilah, aku memotong rantai itu agar aku tidak mengajar kan hal yang sama ke anak-anak aku. 
Setiap kami akan traveling ke suatu tempat, atau pesan makanan atau apapun itu, aku dan pak suami selalu bertanya pendapat anak aku tentang apa yang mereka mau. Tidak semua memang aku turuti dan jika tidak aku turuti kemauan mereka, aku memberitahukan alasannya. 

Selain itu aku selalu rajin mengajak mereka untuk bercerita tentang aktifitas mereka baik di sekolah maupun kegiatan pertemanan nya. Soalnya banyak kan ya anak-anak depresi lalu bunuh diri, ya ampun amit-amit deh jangan sampai. 
Jadi sebisa mungkin, anak-anak bercerita segala apa yang mereka alami dan aku pun sama mencoba selalu bercerita tentang apa yang aku rasakan.


2. Pendidikan Agama di Usia Dini

Si kakak nomor satu dan nomor dua, saat kelas satu sampai kelas dua SD mereka, aku sekolah kan di sekolah dasar negeri. Tetapi habis itu hanya sampai di kelas dua saja, lalu aku pindahkan ke sekolah swasta yang islami.
Bukan aku meremehkan sekolah negeri, tapi memang mutu pendidikan nya adalah lebih ke general serta mata pelajaran nya umum. Untuk pendidikan agama nya pun juga tentu yang basic dan umum juga. Oleh karena itu, aku pindahkan anak-anak aku ke sekolah yang memang khusus spesifik mempelajari agama. 
Aku seorang muslim dan di agama aku, pria itu adalah seorang imam dan ketiga anak-anak aku adalah laki-laki yang kelak mereka akan menjadi imam keluarga, jadi aku perlu sekali membekali mereka dengan ilmu agama sedari kecil.

Sekedar belajar mengaji saja itu tidak cukup di era zaman now saat ini, perlu sekali pembekalan mengenai agama. Al quran sebagai guideline hidup kita, dan yaitu tadi sekedar bisa baca tanpa paham akan makna nya ya tetap saja bagi aku percuma, amalan-amalan nya tidak di dapat dan tidak dikerjakan.
Masalah biaya sekolah mahal, bagi aku itu merupakan pengeluaran duniawi. Tetapi dengan pembekalan ilmu agama yang baik, bisa menjadi investasi bekal ilmu iman anak-anak di kemudian hari.
 
3. Mengajarkan Lima Bahasa Kasih

Intelligence Quotient (IQ) saja saat ini tidak lah cukup. Banyak orang pintar dengan IQ yang tinggi tetapi attitude nya buruk, keimanan nya buruk. Karena itu perlu diimbangi dengan Emotional Quotient (EQ) juga Spiritual Quotient (SQ). 
Bagi aku EQ itu bisa dibentuk dari kasih sayang. Aku pribadi memperkenalkan lima bahasa kasih dalam pola asuh aku ke anak-anak. Apa saja lima bahasa kasih itu? 
  • Words Affirmation (Kata Cinta). Jangan sungkan bilang ke anak I Love You, I Miss You karena kalimat ini adalah bentuk dari kata cinta kita kepada mereka. Memberikan pujian yang memang mereka layak diberikan pujian pun merupakan sebuah kata cinta buat anak-anak aku.
  • Quality Time (Waktu yang berkualitas). Menyediakan waktu untuk bersama. Seperti ketika jemput anak sekolah, walau di mobil sambil nyetir, aku tetap mengajak ngobrol. Di rumah pun aku selalu menyediakan waktu untuk nonton acara tv bareng, duduk-duduk sore di teras dan mengajak mereka traveling bersama.
  • Receiving gifts (Memberikan hadiah). Memberikan hadiah tidak perlu yang mahal-mahal. Membelikan buku cerita, keperluan sekolah nya atau isi pulsa telpon mereka saja itu sudah sebuah hadiah. Aku membuat hal tersebut merupakan hal yang istimewa untuk anak-anak aku dan mereka tidak menilai nya dari rupiah nya tapi dari ketulusan dan memang mereka pantas diberikan hadiah.
  • Act of service (melayani). Walau aku jarang masak di rumah, tetapi kadang aku suka membuat masakan kesukaan anak-anak. Hal yang mungkin dilihat wajar tapi aku membuat hal tersebut adalah hal yang luar biasa dan spesial karena aku melayani perut lapar mereka dengan masakan kesukaan mereka. 
  • Physical touch (Sentuhan Fisik). Memberi pelukan, membelai serta menggandeng tangan mereka ternyata itu membuat anak-anak aku juga merasa di sayang dan di perhatikan. Jadi aku suka tiba-tiba peluk mereka, cium mereka dan usap-usap kepala mereka, walau usia anak-anak aku yang sudah beranjak abege, merekakadang suka sungkan di peluk oleh ibu nya.

4. Tegas Dalam Pengaturan Jam Gadget

Untuk hal ini aku tidak main-main. Gadget tidak hanya bisa membuat kecanduan tapi bisa juga merusak otak. Walau tidak selamanya gadget itu negative, hal positif nya pun ada seperti kita bisa dapatkan informasi yang baik mengenai berita dunia tanpa batas melalui online.

Untuk jam gadget sendiri aku batasi. Senin sampai dengan Kamis mereka tidak boleh pegang handphone kecuali memang ada tugas sekolah.  Jumat sampai dengan Minggu mereka bebas boleh pegang handphone mereka. 
Handphone pun tidak boleh dibawa ke kamar, harus ditaruh di kamar aku semua. Untuk menghindari hal-hal yang tidak baik seperti menonton situs kekerasan atau pronografi atau informasi negative lainnya.


5. Three Magic Words

I LOVE YOU, THANKS YOU, I'M SORRY adalah tiga kalimat wajib di dalam rumah. Three Magic Words ini selalu aku terapkan kepada anak-anak aku. Kami tidak pernah sungkan bilang I Love you, mereka selalu mengucapkan Terima Kasih jika habis dibantu dan I'm sorry jika memang mereka salah. 

Contoh hal kecil, aku habis buatkan mereka sarapan pasta kesukaan mereka, mereka pasti bilang "Thanks you Ibu sudah buatin aku pasta.." . Lalu ketika mereka lupa meletakkan sepatu mereka pada tempat nya, atau telat pulang sampai rumah ketika mereka habis dari suatu acara, mereka tidak sungkan bilang "Maaf ya Ibu.."
Ketiga kalimat ini, bisa membuat seseorang lebih menghargai lingkungan sekitar nya dan rasa empati pun ada tertanam dalam dirinya.


Inilah lima hal yang aku lakukan dalam mendidik anak-anak aku. Dulu ketika mereka masih kecil-kecil, alhamdulillah ya tidak ada yang tantrum. Jika anak-anak minta sesuatu dan aku tidak belikan, mereka tidak ada yang nangis jejeritan lalu guling-gulingan di lantai. 
Memang kondisi setiap anak-anak itu berbeda, sebisa mungkin aku pun menahan diri untuk tidak membandingkan mereka dengan orang lain.

Well..for Mom and Dad di luar sana, good luck dan semangat ya dalam membesarkan anak-anak. Karena mereka adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita yang musti kita jaga. Kasih makan bergizi saja tidak cukup, memberikan mereka sekolah yang terbaik juga tidak hanya itu yang dibutuhkan, tetapi kasih sayang serta cinta kasih kita lah yang dibutuhkan. 

Menurut pemahaman aku, metode yang kita ajarkan kepada anak-anak, Insha Allah baik semua selama pondasi agama, kasih sayang dan cinta yang tulus adalah hal utama yang diajarkan kepada anak-anak kita.

Semoga bermanfaat ya sharing aku ini. See you on my next blog post 💖💖





💗 Cilya ðŸ’—
Mompreneur, Blogger, Happy Mom & Happy Wife
  





Fashion, fashion hijab, Fashionable, Fashion blogger, Fashion daily, Fashion hijabers, Fashion icon, Fashion indonesia, Fashion magazine, Fashion news, Fashion ootd, Fashion show, Fashion style, Fashion vlogger, Fashion vlogger indonesia, Fashion blog, Fashion blogger indonesia, Fashion blogger hijab, Beauty healthy, Beauty inside, Beauty influencer, Beauty journal, Beauty enthusiast, Beauty blogger, Beauty, Beauty blogger indonesia, Beauty blogger hijab, Beauty blogger indo

No comments:

Powered by Blogger.